سيدنا القطب الحبيب عبدالله بن ابو بكر العيدروس
Nasab Al-habib Imam Abdullah Al- Aydrus ra : Al-habib Imam
Abdullah Al-Aydrus
bin
Abu Bakar As-Sakran
bin
Sayyidina Syekh Al-Imam Al-Qutb Abdurrahman As-segaf
bin
Syekh Muhammad Maula Ad-Dawilayh bin Syekh Ali Shohibud
Dark
bin
Sayyidina Al-Imam Alwi Al-Ghuyur
bin
Sayyidina Al-Imam Al-Faqih
Al-Muqaddam
muhammad
bin Sayyidina Ali bin Sayyidina Al- Imam Muhammad Shohib
Marbat
bin
Sayyidina Al-Imam Kholi Qosam bin Sayyidina Alwi bin Sayyidina Al-Imam Muhammad
Shohib
As-Shouma âah
bin
Sayyidina Al-Imam Alwi Shohib
Saml
bin
Sayyidina Al-Imam Ubaidillah Shohibul
Aradh
bin
Sayyidina Al-Imam
Muhajir
Ahmad bin Sayyidina Al-Imam Isa Ar-Rumi
bin
Sayyidina Al- Imam Muhammad An-Naqib
bin
Sayyidina Al-Imam Ali Al-Uraydhi
bin
Sayyidina Al- Imam Ja âfar As-Shodiq
bin
Sayyidina Al-Imam Muhammad Al-
Baqir
bin
Sayyidina Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Sayyidina Al- Imam As-Syahid
Syababul Jannah Sayyidina Al-Husein. Rodiyallahu Anhum Ajma âin. Imam Abdullah
lahir di Tarim pada tanggal sepuluh Dzulhijjah tahun 811 hijriyah. Kakeknya
Abdurahman Assaqqaf merasa senang dengan kelahirannya dan berkata: Dia adalah
seorang sufi dan gelarnya Alaydrus. Alaydrus adalah gelar auliya dan nama
seorang ahli sufi besar. Beliau pemimpin para sufi di zamannya, sesuai dengan
doa ayahnya yang meminta kepada Allah dalam khalwatnya agar memberinya
keturunan yang soleh dan berbakti, mempunyai derajat dan nama besar. Kakeknya
wafat ketika ia berusia delapan tahun dan selanjutnya beliau dididik oleh
ayahnya dengan didikan yang sempurna. Ketika berusia enam belas tahun ayahnya
pun wafat dan selanjutnya beliau dididik oleh pamannya Syaikh Umar Muhdhar dan
menikahkan dengan anak perempuannya. Pamannya selalu mengajarkan jalan para
ulama sholihin dan memakaikannya pakaian suf, Syaikh Abdullah berkata: "Saya
diajari oleh pamanku tentang rahasia nama-nama Allah dan saya belajar pula
kepadanya ilmu-ilmu hitungan". Beliau belajar alquran kepada Syaikh Muhammad bin Umar Ba'alawi, belajar fiqih
kepada al-Faqih Saad bin Ubaidillah bin
Abi Ubaid, Syaikh Abdullah Baharawah, al-Faqih Abdullah Baghusair, al-Faqih Ali
bin Muhammad Abi Ammar. Imam Abdullah mulai bermujahadah ketika berusia tujuh tahun,
beliau juga pernah berpuasa selam tujuh tahun dan berbuka hanya dengan tujuh
butir kurma, tidak makan apapun selain itu. Beliau berkata: "Pada
awalnya aku menelaah kitab-kitab fiqih dan mendorong aku untuk bermujahadah
dengan memperbanyak lapar, walaupun ibuku menyuruhku untuk makan".
Beliau pernah lebih dua puluh tahun tidak tidur baik malam maupun siang,
sehingga derajat beliau menjadi Syaikhul
Akbar,
beliau selalu menutup diri dari ketenaran. Murid-murid Imam Abdullah di
antaranya saudaranya Syaikh Ali bin
Abi Bakar Sakran, Syaikh Umar bin
Abdurahman Shahibul Hamra', Syaikh Abdullah
bin Ahmad Baaktsir, Sayid Ahmad
Qasam bin Ali Syaibah, Syaikh Muhammad
bin Ali al-Afif al-Hajrani. Beliau selalu melazimkan membaca kitab Ihya Ulumuddin dan hampir
saja beliau hafal kitab tersebut serta menganjurkan kepada murid dan sahabatnya
untuk membaca dan mengkajinya. Sebaliknya beliau melarang sahabatnya untuk
mengkaji kitab Futuhat al- Makiyyah dan beliau memerintahkan untuk berkhusnu
zhon saja kepada Syaikh Muhyiddin Ibnu Arabi bahwa beliau adalah salah satu
auliya' Allah. Berkata Syaikh Jamaluddin Az- Za'faroni: "Syaikh
Abdulloh adalah ayat dari ayat-ayat Allah, kakeknya Abdurahman Assaqqaf sangat
menyayanginya dan memberi rahasia ilmu kepadanya". Berkata Syaikh
Abu Bakar As-sakran: "Anakku Abdullah
adalah salah satu sufi besar, bau harum dari harumnya Rasulullah saw, salah
satu wali quthub". Sedangkan pamannya Syaikh Umar Muhdhar
berkata: "Sesungguhnya aku kawinkan putriku
dengan anak saudaraku karena pada beliau terdapat kehormatan semua bani Alawi,
beliau telah menjadi wali quthub pada usia tujuh tahun". Imam
Abdullah menginfaqkan hartanya untuk kaum fuqara dan masakin, sangat tawadhu'
terhadap kaum faqir miskin, tegas terhadap para penguasa sehingga para raja
cinta dan tunduk kepadanya, lembut perkataannya. Berkata Syaikh Izzudin bin
Abdi salam: "Tidak ada orang yang keramatnya sama dengan maqom
al-Quthub Ar-Rabbani Abdul Qadir Jailani kecuali Syaikh Ali Husin As-Sadzilli
dan Syaikh Abdullah bin Abi Bakar al-Alaydrus". Di antara keramatnya
adalah beliau dapat berbicara dengan orang yang telah meninggal dunia, berjalan
di atas air, berbicara dengan bahasa hewan, doanya mustajab seketika, melihat
sesuatu yang sangat jauh hanya dengan membalikkan hijab, dapat melihat manusia
yang mempunyai sifat seperti binatang sebagaimana wujud aslinya. Kitab yang
dibaca di antaranya Tanbieh, Minhaj, Khulashoh. Dalam hal ilmu tauhid dan
hakikat, beliau berkata dengan perkataan yang lembut: "Jika aku ingin, aku dapat
menafsirkan huruf alif hingga seratus jilid, tapi itu tidak aku lakukan".
Beliau mengarang kitab berjudul 'al-Kibrit al-Ahmar' dan
mensyarahkan qasidah yang dikarang oleh pamannya Syaikh Umar Muhdhar. Sebagian
ulama kasyaf melihat bahwa Rasulullah saw memuji Syaikh Abdullah dengan pujian
yang agung, yaitu: "Abdullah
adalah anakku, rahasiaku , darah dagingku, hidupku, tulangku, pewaris
sunnahku"
Imam
Abdullah Alaydrus wafat pada hari Minggu sebelum waktu zawal tanggal dua belas
Ramadhan tahun 865 hijriyah. Beliau seorang Sayid, Imam para wali dan orangnya
orang sholeh ( Al- qutub ). Beliau dijuluki
Abu Muhammad dan bergelar Al-
aydrus
(
artinya ketua orang-orang tasawuf ) dan dilahirkan di kota Tarim pada 10
Zulhijah 811 H/1393 M. Ayah beliau Al habib Abu Bakar As sakran bin Al habib
Imam Abdurrahman Assegaf dan ibunda beliau adalah Mariam, putri Syech Ahmad bin
Muhammad Barussyaid. Beliau belajar Al-qur’an dari seorang guru besar Syech Muhammad bin Umar Ba Alwi dan belajar
ilmu fiqih dari guru-guru ahli fiqih:Syech Sa’ad bin Ubaidillah bin Abi
Ubeid,Syech Abdullah Bahrawah, Syech Abdullah Bagasyn, Syech Abdullah bin
Muhammad bin Amar,dll. Beliau mempelajari dan memperdalam kitab Tanbih dan
Minhaj dan senang membaca kedua kitab tersebut, karena sangat cinta pada kedua
pengarang kitab tersebut. Beliau mempelajari tasawuf dari seorang guru Al-imam Syech Umar Muhdar dan membekali
dirinya sebagai seorang sufi ( ahli tasawuf ). Dan sangat gemar membaca
kitab-kitab karangan Imam Ghazali, terutama kitab Ihya Ulumudin, hingga hapal
dan pindah ke batinnya. Beliau sangat memuji pengarangnya. Beliau mengarang kitab
Al kibritul Ahmar dan syarahnya dalam bentuk syair untuk paman Al habib Syech
Umar Muhdar. Antara lain kata- kata beliau: “Bagi saya sama saja pujian dan
makian, lapar dan kenyang, pakaian mewah dan rendah, lima ratus dinar atau dua
dinar’’.Sejak kecil hatiku tidak pernah condong selain kepada Allah
SWT dan bagaimana hatiku bisa tenang, apabila badan saya berbalik kanan, saya
melihat surga, dan apabila berbalik ke kiri, saya melihat neraka.Beliau sangat
takut kepada Allah SWT dan sangat tawadhu, beliau tidak pernah merasa dirinya
lebih baik dari siapapun mahluk Allah SWT, bahkan binatang sekalipun. Beliau
senantiasa bersujud di tanah, karena merendahkan dirinya dihadapan Allah swt;
dan beliau selalu membawa sendiri keperluannya dari pasar dan tidak mengizinkan
orang lain membawakannya, dan senantiasa duduk di tempat yang rendah dan
senantiasa berjalan kaki ke tempat-tempat yang jauh dan kerap kali meminum air
hujan. Demikianlah beliau memerangi hawa nafsu keduniaan sejak usia 6 tahun;
dan berpuasa salama 2 tahun dengan buka puasanya tidak lebih dari 7 butir
kurma, kecuali di malam-malam tertentu, dimana ibunya datang membawa sedikit
makanan untuk beliau; yang mana beliau memakannya semata-mata untuk
menyenangkan hati ibunya. Gurunya Al habib Umar Muhdar berkata : “Aku mengawinkan putriku Aisyah dengan keponankanku Habib
Abdullah Al-Aydrus, disebabkan aku mendapatkan isyarat dari sesepuhku.Al
habib Muhammad bin Hasan Al Mu’alim Ba Alwi, berkata: “Al Habib
Abdullah Al Aydrus mendapatkan Maqom yang tidak dapat didapati oleh orang lain,
baik sebelum maupun sesudahnya”. “ Al Habib Abdullah Al Aydrus telah banyak
mendapat pujian dari orang- orang besar, para wali dan para guru, antara lain :
Kakeknya Al Habib Imam Abdurrahman bin Muhammad Assegaf, Ayahnya Al Habib Imam
Abu Bakar As Sakran,Pamannya Al Habib Syech bin Abdurrahman Assegaf ,Al faqih
Al Habib Muhammad bin Ali maula Aidid,Saudaranya Al Habib Ali bin Abu Bakar As
Sakran ,Syekh Sa ad bin Ali Al Manhaj, Syekh Abdullah bin Thohir Al Douani,
Pemuka sufi wanita Al Zubaidiyah, Syekh Ahmad bin Muhammad Al jabaruti, Syekh
Umar bin Said Bajabir, Syech Husen Al Ghorib, Syekh Ma’ruf bin Muhammad Ba
Abbad, Syekh Muhammad Ba harmuz, Syekh Abdurrahman Al Khotib, pengarang kitab Al
Jauhar. Sebagian para wali mimpi bertemu Rasulullah SAW, yang memuji Al
habib Imam Abdullah Al aydrus dengan sabdanya:“Ini
anakku, ini ahli warisku, ini darah dagingku, ini rahasiaku, ini ahli waris
sunahku, orang-orang besar akan mempelajari ilmu thareqat darinya”. Diantara
orang besar yang mengambil & belajar ilmu thareqat kepada beliau, antara
lain :saudaranya sendiri Habib Ali bin Abu bakar As Sakran, Habib Umar Ba ‘Alawi
( pengarang kitab Al hamrah ),Pengarang kitab Faturrohim Al Rahman, Syekh
Abdullah bin Abdul Rahman Bawazier, Al ‘Alamah
Syekh Abdullah bin Ahmad Baksir Al Makki. Al habib Abdullah Al Aydrus, wafat
pada hari Ahad sebelum waktu Zuhur tanggal 12 Ramadlan 865 H/1446 M; dalam
perjalanan dakwahnya di kota Syihir, tepatnya di daerah Abul, dimakamkan
di kota Tarim dan dibangun kubah di atas pusaranya. Beliau wafat dalam usia 54
tahun. Beliau meninggalkan 8 anak (4 putra dan 4 putri ) :
1.Abu bakar Al adni(wafat tahun 914 H) keturunnya:
a. Fathimah
b. Muznah (ibu Fathimah
bt. Abdullah bin Alwi Alaydrus)
c. Fulanah
d. Ahmad al- Musawa
(ibunya Bahiyah bt. Syaikh Ali) keturananya :
- Muhammad dan
Aqil (tidak ada keturunan)
2. Syech bin Abdullah Alaydrus. (wafat di Tarim tahun 919 H)
keturunanya
a. Abdullah (wafat
tahun 944 H) keturunanya
- Muhammad
- Abu Bakar (tidak
ada keturunan)
- Husin (kakek dari
keluarga al-Sholaibiyah di Hindi)
al-Alamah Sayid
Ali bin Abdullah Sohib 'Surot' (wafat tahun 1131 H)
Keturunannya
berada di Tarim (1307 H) diantaranya Hasan bin Alwi al- Sholaibiyah.Dan
keturunannya yang lain berada di Tsuwairi, Jawa dan Thaif. Selain keluarga
al-Shulaibiyah, Husin juga kakek dari keluarga Abdurahman bin Alwi bin Muhammad
di Habasyah
v
Syech (Shohib
Ahmad Abad, wafat tahun 990 H)
a.
Ahmad shohib
Buruj (tidak ada keturunan)
b.
Abdul Qadir
(dikenal dengan Ahmad Abad, wafat th 1034 H)
c.
Abdullah,
keluarganya di Tarim, wafat ketika sujud pada shalat Ashar malam Jum'at tahun
1019 H
- al-Alamah Muhammad (wafat di Surot tahun 1031
H)
1. Abdullah (wafat di Rubat Zubaidi tahun
1090 H)
2. Abdullah (wafat di Sihir tahun 1076
H)
·
Syech (tidak
disebutkan mempunyai keturunan)
·
Husin
(keluarganya di Soir)
·
Ahmad
(keluarganya di dekat Surot) Al Bin Umar
·
Abu Bakar
(anaknya bernama Muhammad)
·
Umar (kakek
keluarga bin Umar di Syihir) Al Zein Bin Muhammad
·
Muhammad (Kakek
keluarga Abdullah bin Ja'far di Pontianak, Teluk Belanga dan Jawa) Keluarga al
Zein bin Muhammad bin Ja'far di Palembang dan Pekalongan. Al Abi Bakar Bin
Muhammad Keluarga Abi Bakar bin Muhammad bin Ja'far di Ramlah dan Jawa.
- Zainal Abidin
bin Abdullah bin Syech bin Abdullah (al-Naqib al- Saadah), wafat tahun 1041 H.mempunyai
4 orang anak laki, 3 (tiga) diantaranya terputus keturunannya. Sedangkan 1
(satu) orang anaknya yang mempunyai keturunan bernama: Mustofa mempunyai 5
orang anak laki, yaitu:
·
al-Allamah
Zainal Abidin (murid Habib Abdullah bin Alwi al- Haddad)
·
Ja'far Shodiq
keturunannya terputus
·
Abdurahman
·
Abdullah
·
Syech
keturunanya
§
Shadiq
(keturunannya terputus)
§
Ahmad
(keturunannya di Tanah Melayu)
§
Idrus
(keturunannya di Tarim)
§
Mustofa
(keturunannya di Tarim, diantaranya anaknya yang bernama Abdurahman bin
Mustofa, Keluarga Muhammad, Keluarga Zain di Trengganu dan Jawa)
3. Husin bin Abdullah Alaydrus. (wafat di Tarim tahun 917)
keturunannya
a. Ahmad (wafat
tahun 928 H)
·
Abdullah
(Shohib Thoqoh, wafat di Tarim tahun 1025 H)
§
Abu Bakar
(keturunannya di India)
§
Abdurahman
(keturunannya di India)
§
Ahmad
a.
Umar (anaknya
bernama Ali)
b.
Muhammad
(keturunannya di Malabar)
c.
Alwi (shohib
Taribah, wafat di Taribah th 1119 H)
Al Umar bin Zein (Taribah, Jawa, Bali, India)
Al Ja'far (Taribah, India, Jawa)
Al Muhdhor dan Hasan (Taribah, Jawa)
Al Hasan (Bali, India)
Al Ali (Ahsa')
Al Husin (India, Bajapur)
Al Idrus (Malabar, Jawa)
Al Ismail bin Ahmad (Taribah, Jawa, India)
d.
Alwi (shohib
Tsibi, wafat di Tarim tahun 1055 H)
>
Husin, keturunannya al-Mahjub Husin bin Abdullah bin Alwi shohib Maqthob Tsibi, wafat tahun 1173 H
a.
Al Ali bin
Husin (Malabar)
b.
Al Abdurahman
bin Alwi (Tsibi, Jawa)
c.
Al Alwi bin
Muhammad (Maqthab)
d.
Al Muhammad bin
Alwi (Malabar)
> Abdurahman
> Hasan (shohib Ridhah)
a. Al
Ahmad (Ridhoh)
b. Al
Abi Bakar bin Ali (Ridhoh, Jawa)
c. Al
Idrus bin Abdurahman (Jawa)
d. Al
Alwi bin Abdullah (Suma'ah, Jawa)
e. Al
Idrus bin Abdullah (Ridhoh)
b. Muhammad (wafat
tahun 1012 H)
·
Alwi
·
Husin
keturunannya terputus
·
Abu Bakar
·
Ahmad
·
Ali
a.
Muhammad (keturunannya di Maighab dekat
Syibam)
b.
Husin
Ø
Umar
Keturunannya terputus
Ø
Abdullah
Keturunannya terputus, diantaranya Sayid Husin bin Abi Bakar bin Abdullah
(shohib maqam luar batang, Jakarta)
Ø
Ahmad
(keturunannya di Syibam, diantaranya al-Faqih al-Mujtahid Hasan bin Abdullah
bin Husin, wafat di Makkah tahun 1297 H, keturunannya di Jawa dan Bali)
Ø
Ali
(keturunannya di Malabar)
Ø
Muhammad (kakek
keluarga Ahmad bin Abdullah Syarim di Syibam, Jawa dan Du'an.
Ø
Abu Bakar
(keturunannya terputus di Syibam dan Maiqab. Keturunan Abbas bin Abdullah di
Jawa)
·
Abdurahman
a.
Muhammad (wafat
di Tarim tahun 1112 H)
Ø
Abu Bakar (ayah
dari Az-Zahid Muhammad bin Abi Bakar, wafat di Tarim tahun 1204 H Keturunannya
terputus di Tarim. Dan Beliau juga kakek dari keluarga Husin bin Abi Bakar di
Jambi dan Palembang)
Ø
Abdurahman
(shohib kitab 'al- Dasytah', wafat di Tarim tahun 1113 Hijriyah. Anaknya yang
memberi keturunan bernama Ahmad shohib Hazm dekat Syibam, keturunannya di Hazm
dan Jawa)
·
Alwi bin
Abdullah Alaydrus. (wafat di Tarim tahun 875 H)
a.
Abdullah
Ø
Umar (wafat di
Aden tahun 1000 H)
§
Muhammad
(keturunannya di Abin dan Aden)
§
Ahmad
(keturunannya di Abin dan Aden)
4
Abu Bakar
(keturunannya di Boor, Zhufar dan Jawa)
5
Alwi, mempunyai
seorang anak bernama Abdullah wafat di Boor tahun 1145 H
§
Alwi (kakek
keluarga Alwi bin Salim di Salilah dekat Boor, Boor dandi Jawa)
§
Umar
(keturunannya di Boor dan Jawa) iii. Husin (keturunannya di Boor dan Jawa)
§
Husin
(keturunannya di Boor dan Jawa)
6
Al-Alim Abu
Bakar (wafat di Tarim tahun 985 H/ Kakek dari Ahmad al-Muhtaji bin Alwi wafat
di Boor tahun 1104 H)
4. Muhammad bin Abdullah Alaydrus. (keturunannya terputus)
5. Ruqayah
6. Khadijah (ibu Abdurahman bin Umar bin Syaikh Ali)
7. Umul kulsum(ibu dari sbg anak-anak Muhammad bin Syaikh Ali),
8. Bahiyah (istri Umar bin Abu Bakar al-Jufri)
Nasehat-nasehat Al Habib Abdullah Al Aydrus yang tertuang dalam
kitab Al kibritul Ahmar :
“ Peraslah jasadmu dengan mujahadah ( memerangi hawa nafsu dunia )
sehingga keluar minyak kemurnian.”
“ Barangsiapa yang
menginginkan keridhaan Allah, hendaklah mendekatkan diri kepada Allah swt,
karena keajaiban dan kelembutan Allah terdapat pada akhir malam.”
” Siapapun dengan penuh kesungguhan hati mendekatkan diri kepada
Allah swt, maka terbukalah Khazanah Allah swt.”
”Diantara waktu yang bernilai tinggi, merupakan pembuka
perbendaharaan Ilahi, diantara zuhur dan Ashar, Magrib dan Isya dan tengah
malam terakhir sampai Ba’da Subuh.”
”Sumber segala kebaikan dan pangkal segala kedudukan dan
keberkahanakan dicapai melalui ingat mati, kubur dan bangkai.”
“Keridhoan Allah swt dan Rasulnya terletak pada muthalaah ( mempelajari
dan memperdalam ) Al qur ‘an dan hadits serta kitab- kitab agama islam.”
“Meninggalkan dan menjauhi Ghibah adalah Raja atas dirinya,
menjauhi namimah (mengadu domba) adalah Ratu dirinya, baik sangka kepada orang
lain adalah wilayah dirinya, duduk bercampur dalam majlis dzikir adalah keterbukaan
hatinya.”
” Kebaikan seluruhnya bersumber sedikit bicara ( tidak berbicara
yang jelek didalam bertafakur tentang Ilahi dan ciptaannya terkandung banyak
rahasia.)”
”Jangan kau abaikan sedekah pada setiap hari sekalipun sekecil
atom; perbanyaklah baca Al qur ‘an setiap siang dan malam hari.
“Ciri-ciri orang yang bahagia adalah mendapatkan taufik dalam
hidupnya, banyak ilmu dan amal serta baik perangi maupun tingkah lakunya.”
“Orang yang berakal adalah yang diam (tidak bicara sembarangan)”
” Orang yang takut pada Allah swt adalah orang yang banyak sedih
(merasa bersalah)”
“Orang yang Roja âE ( mengharap Ridho Allah ) adalah orang yang
banyak melakukan ibadah .”
”Orang yang mulia adalah yang bersungguh-sungguh dalam kebaikan dan
ridho Allah swt yang didambakan hidupnya.”
“Orang yang bertaubat adalah yang menyesali perbuatannya, menjauhi
pendengaran yang tidak bermanfaat, dan mendekatkan diri kepada Allah swt.”
( Dikutip dari buku
Majlis zikir Ratib Syamsi Syumus )
Beliau
ialah penyusun Ratib Alaydrus yang sering dibaca di beberapa majlis
taklim, marga beliau bergelar Alaydrus yang artinya ketua orang-orang
tasauf.
Beliau lahir di Tarim pada 10 Zulhijjah 811H. Ayah beliau
bernama Habib Abu Bakar Sakran dan ibunya bernama Mariam dari seorang
zuhud bernama Syeikh Ahmad bin Muhammad Barusyaid.
ialah penyusun Ratib Alaydrus yang sering dibaca di beberapa majlis
taklim, marga beliau bergelar Alaydrus yang artinya ketua orang-orang
tasauf.
Beliau lahir di Tarim pada 10 Zulhijjah 811H. Ayah beliau
bernama Habib Abu Bakar Sakran dan ibunya bernama Mariam dari seorang
zuhud bernama Syeikh Ahmad bin Muhammad Barusyaid.
Habib
Abdullah Alaydrus bin Abu Bakar Sakran seorang wali qutub (imamnya para
wali) dan seorang ahli sufi. Sejak kecil beliau gemar sekali membaca
karya-karya ulama termasyhur seperti kitab Ihya ulumudin karangan Imam
Ghazali hingga beliau hampir hafal kerana seringnya membacanya.
Abdullah Alaydrus bin Abu Bakar Sakran seorang wali qutub (imamnya para
wali) dan seorang ahli sufi. Sejak kecil beliau gemar sekali membaca
karya-karya ulama termasyhur seperti kitab Ihya ulumudin karangan Imam
Ghazali hingga beliau hampir hafal kerana seringnya membacanya.
Beliau
selalu tawaduk, beliau selalu duduk di atas tanah dan senantiasa sujud
di tanah sebagai rasa bahawa dirinya tidak ada apa-apanya di hadapan
Allah SWT. Kerap kali beliau mengangkat sendiri barang-barang
keperluannya dan tidak memperkenankan orang lain untuk membantu
membawanya. Beliau selalu berjalan ketempat-tempat yang jauh untuk
taklim kepada seorang ulama. Jika merasa haus beliau meminum air hujan.
selalu tawaduk, beliau selalu duduk di atas tanah dan senantiasa sujud
di tanah sebagai rasa bahawa dirinya tidak ada apa-apanya di hadapan
Allah SWT. Kerap kali beliau mengangkat sendiri barang-barang
keperluannya dan tidak memperkenankan orang lain untuk membantu
membawanya. Beliau selalu berjalan ketempat-tempat yang jauh untuk
taklim kepada seorang ulama. Jika merasa haus beliau meminum air hujan.
Menurut
cerita beliau selalu menjalankan puasa-puasa sunat selama dua tahun dan
berbuka hanya dengan 2 biji kurma. Kecuali pada malam-malam tertentu di
mana ibunya datang membawakan makanan kepada beliau. Lantas beliau
memakannya sebagai penghormatan kepada ibunya. Beliau melakukan puasa
tersebut untuk mengekang hawa nafsunya, karena dari sumber makanan,
perut terlalu kenyang bisa menyebabkan orang malas untuk beribadah dan
selalu menuruti hawa nafsunya.
cerita beliau selalu menjalankan puasa-puasa sunat selama dua tahun dan
berbuka hanya dengan 2 biji kurma. Kecuali pada malam-malam tertentu di
mana ibunya datang membawakan makanan kepada beliau. Lantas beliau
memakannya sebagai penghormatan kepada ibunya. Beliau melakukan puasa
tersebut untuk mengekang hawa nafsunya, karena dari sumber makanan,
perut terlalu kenyang bisa menyebabkan orang malas untuk beribadah dan
selalu menuruti hawa nafsunya.
Beliau berguru kepada ulama-ulama besar seperti:
- Syeikh Muhammad bin Umar Ba’alawi
- Syeikh Sa’ad bin Ubaidillah bin Abi Ubei
- Syeikh Abdullah Bagasyin
- Syeikh Abdullah Bin Muhammad Bin amar
- Syeikh Umar Muhdor (mertua nya seorang ulama ahli
sufi)
Beliau
menikah dengan anak gurunya Habib Umar Muhdor yang bernama Syarifah
Aisyah karena Habib Umar Muhdor mendapat isyarat dari para pendahulunya
untuk menikahkan anaknya dengan Habib Abdullah Alaydrus. dan Beliau
dianugerahkan lapan anak empat putera dan empat puteri.
menikah dengan anak gurunya Habib Umar Muhdor yang bernama Syarifah
Aisyah karena Habib Umar Muhdor mendapat isyarat dari para pendahulunya
untuk menikahkan anaknya dengan Habib Abdullah Alaydrus. dan Beliau
dianugerahkan lapan anak empat putera dan empat puteri.
Beberapa
ulama memuji Habib Abdulloh Alaydrus di dalam karangannya diantaranya
Al-Yafie dalam kitab Uqbal Barahim al-Musyarokah, muridnya Habib Umar
bin Abdurrahman Ba’alawi dalam kitabnya Al-Hamrah mereka menceritakan
tentang manaqib, kewaliaan dan karamah-karamah beliau yang terjadi
sebelum dan sesudah beliau dilahirkan.
ulama memuji Habib Abdulloh Alaydrus di dalam karangannya diantaranya
Al-Yafie dalam kitab Uqbal Barahim al-Musyarokah, muridnya Habib Umar
bin Abdurrahman Ba’alawi dalam kitabnya Al-Hamrah mereka menceritakan
tentang manaqib, kewaliaan dan karamah-karamah beliau yang terjadi
sebelum dan sesudah beliau dilahirkan.
Sebahagian para auliya bermimpi bertemu dengan
Rosulullah s.a.w. dan memuji Habib Abdullah Alaydrus dengan sanadnya, ”Ini
anakku…ini ahli warisku…..ini darah dagingku…..ini rahsiaku…..ini ahli
waris sunnahku….orang-orang besar akan mempelajari ilmu tarekat
darinya”.
anakku…ini ahli warisku…..ini darah dagingku…..ini rahsiaku…..ini ahli
waris sunnahku….orang-orang besar akan mempelajari ilmu tarekat
darinya”.
Diantara yang mengambil dan belajar tarekat dari
beliau ialah Habib Ali bin Abu Bakar Sakran, Habib Umar Ba’alawi dan lain-lain.
Habib
Abdullah Alaydrus menghembuskan nafas yang terakhirnya pada 12 Ramadhan
865H dalam usia 54 tahun dan dimaqamkan di Tarim, Hadramaut, Yaman.
Abdullah Alaydrus menghembuskan nafas yang terakhirnya pada 12 Ramadhan
865H dalam usia 54 tahun dan dimaqamkan di Tarim, Hadramaut, Yaman.
Karya beliau selain Ratib Alaydrus ialah kitab
Alkibritul Ahmar dan syarahnya dalam bentuk syair.
Nasehat
Habib Abdullah bin Abubakar As-Sakran Al-Idrus
• Peraslah
jasadmu dengan mujahadah ( memerangi hawa nafsu dunia ) sehingga keluar minyak
kemurnian.
• Barangsiapa yang menginginkan keridhaan Allah, hendaklah mendekatkan diri kepada Allah swt, karena keajaiban dan kelembutan Allah terdapat pada akhir malam.
• Siapapun dengan penuh kesungguhan hati mendekatkan diri kepada Allah swt, maka terbukalah Khazanah Allah swt.
• Diantara waktu yang bernilai tinggi, merupakan pembuka perbendaharaan Ilahi, diantara zuhur dan ‘Asar, Magrib dan Isya dan tengah malam terakhir sampai Ba’da Subuh.
• Sumber segala kebaikan dan pangkal segala kedudukan dan keberkahan akan dicapai melalui ingat mati, kubur dan bangkai.
• Keridhoan Allah swt dan Rasulnya terletak pada muthalaah( mempelajari dan memperdalam ) Al qur’an dan hadits serta kitab-kitab agama islam.
• Meninggalkan dan menjauhi Ghibah adalah Raja atas dirinya, menjauhi namimah (mengadu domba) adalah Ratu dirinya, baik sangka kepada orang lain adalah wilayah dirinya, duduk bercampur dalam majlis dzikir adalah keterbukaan hatinya.
• Kebaikan seluruhnya bersumber sedikit bicara ( tidak berbicara yang jelek didalam bertafakur tentang Ilahi dan ciptaannya terkandung banyak rahasia.)
• Jangan kau abaikan sedekah pada setiap hari sekalipun sekecil atom; perbanyaklah baca Al qur ‘an setiap siang dan malam hari.
• Ciri-ciri orang yang bahagia adalah mendapatkan taufik dalam hidupnya, banyak ilmu dan amal serta baik perangi maupun tingkah lakunya.
• Orang yang berakal adalah yang diam (tidak bicara sembarangan)
• Orang yang takut pada Allah swt adalah orang yang banyak sedih (merasa bersalah)
• Orang yang Roja’ ( mengharap Ridho Allah ) adalah orang yang banyak melakukan ibadah
• Orang yang mulia adalah yang bersungguh-sungguh dalam kebaikan dan ridho Allah swt yang didambakan hidupnya.
• Orang yang bertaubat adalah yang menyesali perbuatannya, menjauhi pendengaran yang tidak bermanfaat, dan mendekatkan diri kepada Allah
• Barangsiapa yang menginginkan keridhaan Allah, hendaklah mendekatkan diri kepada Allah swt, karena keajaiban dan kelembutan Allah terdapat pada akhir malam.
• Siapapun dengan penuh kesungguhan hati mendekatkan diri kepada Allah swt, maka terbukalah Khazanah Allah swt.
• Diantara waktu yang bernilai tinggi, merupakan pembuka perbendaharaan Ilahi, diantara zuhur dan ‘Asar, Magrib dan Isya dan tengah malam terakhir sampai Ba’da Subuh.
• Sumber segala kebaikan dan pangkal segala kedudukan dan keberkahan akan dicapai melalui ingat mati, kubur dan bangkai.
• Keridhoan Allah swt dan Rasulnya terletak pada muthalaah( mempelajari dan memperdalam ) Al qur’an dan hadits serta kitab-kitab agama islam.
• Meninggalkan dan menjauhi Ghibah adalah Raja atas dirinya, menjauhi namimah (mengadu domba) adalah Ratu dirinya, baik sangka kepada orang lain adalah wilayah dirinya, duduk bercampur dalam majlis dzikir adalah keterbukaan hatinya.
• Kebaikan seluruhnya bersumber sedikit bicara ( tidak berbicara yang jelek didalam bertafakur tentang Ilahi dan ciptaannya terkandung banyak rahasia.)
• Jangan kau abaikan sedekah pada setiap hari sekalipun sekecil atom; perbanyaklah baca Al qur ‘an setiap siang dan malam hari.
• Ciri-ciri orang yang bahagia adalah mendapatkan taufik dalam hidupnya, banyak ilmu dan amal serta baik perangi maupun tingkah lakunya.
• Orang yang berakal adalah yang diam (tidak bicara sembarangan)
• Orang yang takut pada Allah swt adalah orang yang banyak sedih (merasa bersalah)
• Orang yang Roja’ ( mengharap Ridho Allah ) adalah orang yang banyak melakukan ibadah
• Orang yang mulia adalah yang bersungguh-sungguh dalam kebaikan dan ridho Allah swt yang didambakan hidupnya.
• Orang yang bertaubat adalah yang menyesali perbuatannya, menjauhi pendengaran yang tidak bermanfaat, dan mendekatkan diri kepada Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar